Belajar Menulis Fiksi Dengan Bantuan MacGuffin



Saya menemui sejumlah kendala ketika belajar menulis fiksi. Kendala yang terbesar adalah, tulisan yang terlalu pendek. Baru menulis sekitar 500 kata saja, saya sudah ngos-ngosan, mentok dan bingung mau menulis apa lagi. Semua ide penting rasanya telah habis tertuang.

Biasanya untuk mengakali tulisan yang terlalu pendek itu, saya akan menyisipkan dialog. Upaya tersebut berhasil, tulisan fiksi saya jadi lebih panjang. Kalau masih kurang panjang, saya mulai bermain deskripsi. Saya menjelaskan latar belakang tempat dengan sedetil-detilnya. Berhasil lagi. Tulisan fiksi saya yang awalnya cuma 500 kata, kini sudah mencapai 1500 kata.

Ketika saya baca ulang karangan itu, saya jadi malu sendiri. Tulisan tersebut jelek sekali. Karangan itu terlalu cair karena banyak dialog tak penting. Plotnya tersendat-sendat karena terganggu oleh banyak narasi deskriptif yang detil di beberapa bagian. Karangan fiksi saya itu terkesan mandeg plotnya, ceritanya tidak berkembang. Sungguh tidak enak dibaca. Akhirnya, karangan tersebut saya hapus saja, mumpung belum ada yang baca, daripada nanti malah bikin saya tambah malu.

Saya lalu iseng bertanya-tanya pada beberapa orang, benda apa gerangan yang bisa membuat sebuah plot cerita menjadi bergerak dinamis. Saya sempat kaget sendiri ketika mereka menjawab benda tersebut ternyata benar-benar ada. Namanya MacGuffin.

MacGuffin adalah salah satu elemen plot yang mengendap di benak pembaca, dan sekaligus menggerakkan plot sebuah karangan. MacGuffin adalah sebuah objek fisik maupun abstrak. Objek tersebut sangat penting, hingga karakter utama dalam karya fiksi harus mati-matian mencarinya, bahkan rela kehilangan segala-galanya demi mendapatkannya. Tapi walaupun MacGuffin sangat penting bagi karakter utama, sebenarnya MacGuffin tersebut tidak memegang peranan penting dalam cerita. Jadi, peran MacGuffin adalah sebatas untuk menggerakkan plot cerita.

Lord of The Rings, salah satu kisah favorit saya sepanjang masa, juga menggunakan MacGuffin. Dimana cincin dalam kisah tersebut diceritakan sebagai cincin sakti yang diinginkan oleh semua orang. Semua petualangan Frodo, semua kejadian yang menimpanya, merupakan akibat dari cincin yang melingkar di jarinya. Tapi inti cerita Lord of The Rings (LOTR) bukanlah cincin itu. Inti cerita LOTR adalah menumbangkan kekuatan jahat yang menguasai dunia. Cincin tersebut memang berbahaya dan sakti, tapi cincin itu bukan penyelamat dunia dalam LOTR. Cincin tersebut merupakan MacGuffin belaka. J.R.R.Tolkien bisa saja mengubah cincin itu menjadi kalung, anting, rantai, tas, atau benda-benda apapun, dan kisah LOTR tetap sama, tidak ada yang berubah–Cuma judulnya saja yang berubah, mungkin jadi Lord of The Bag, atau Lord of The Chains..

Oiya, sebelum lupa, istilah “MacGuffin” ini dipopulerkan oleh Alfred Hitchcock. Saya tidak tahu kenapa benda penggerak plot itu dinamai MacGuffin.

Sepertinya, MacGuffin ini cocok buat yang ingin membuat kisah fiksi petualangan. Sepertinya, bukan ini yang saya cari. Mungkin saya akan mulai belajar membuat outline untuk menulis fiksi. Beberapa kawan menyarankan demikian. Sejujurnya, saya memang tidak pernah memakai outline. Menurut kawan-kawan saya itu, kebiasaan memakai outline ini sebaiknya ditanamkan bila ingin belajar menulis fiksi dengan baik.

Comments

  1. maksudnya outline cerita fiksi gimana y?

    ReplyDelete
  2. @kunto: tentang outline, mas sulak pernah menuliskannya disini: http://as-laksana.blogspot.com/2010/12/seperti-lagu-saykoji-outline-outline.html

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Asterix: The Land of the Gods

Pesan Dibalik Lagu: Sigur Ros