Mantra Pengikat

Beberapa tahun yang lalu saya sempat pulang kampung ke Bali. Tidak tepat disebut pulang kampung sebenarnya. Bali adalah kampung kedua, saya cukup lama hidup disana. Di Bali, saya menginap di rumah seorang sobat jaman SMA, sebut saja namanya Anom. Rumah Anom, rumah khas Bali dengan pekarangan luas, terdiri atas beberapa bangunan yang terpisah-pisah. Kamar tidur, Dapur, ruang keluarga untuk reriungan, Bale bengong untuk berbengong ria sambil menatap akuarium besar, semua itu berdiri terpisah-pisah. Demi menghormati kehadiran kawan lama, Anom mengatur suatu reuni kecil. Tapi apa daya, terbentur kesibukan, dari sekian puluh undangan reuni yang disebar, hanya seorang saja yang datang, yakni Nyoman. Singkat cerita setelah menghabiskan sepanjang siang mengelilingi Bali, Saya, Anom dan Nyoman kelelahan. Malam telah menjelang. Di kamarnya yang besar, Anom dan Nyoman sudah lelap tidur dengan damai. Sementara saya, terbiasa tidur subuh, belum juga mengantuk. Bosan, akhirnya saya menyalakan ...